Menafsir Kesiapan Indonesia Menuju Era Smart City

Jakarta – Menafsir sarana dan prasana indonesia menuju era baru Smart City. Penataan letak kota dan wilayah tak bisa lagi dijalankan dengan metode lawas melainkan berahli ke metode Smart City. Pendekatan smart city jadi pilihan metode yang diaplikasikan untuk menunjang pengembangan wilayah yang lebih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Kementerian Kominfo via Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP). Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR, Kantor Staf Presiden, Kementerian Keuangan, Kemenko Perekonomian, dan Kementerian PANRB menginisiasi penyelenggaraan Gerakan Menuju 100 Smart City.

Pertanyaannya Sekarang ini, Apa Itu Smart City?

Mengutip dari halaman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, smart city atau kota pintar merupakan upaya-upaya inovatif yang dijalankan ekosistem kota dalam menuntaskan beragam problem dan meningkatkan kualitasa hidup manusia dan kelompok sosial setempat.

Dalam penerapannya, smart city dipastikan terintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan infrastruktur fisik, ekonomi dan sosial. Misalnya dalam sebuah wilayah untuk menjalankan tata kelola kota atau wilayah itu sendiri dalam rangka mengoreksi layanan publik dan meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan warga yang tinggal di dalamnya dengan metode yang lebih efisien.

Menyadari pentingnya teknologi dalam menciptakan efisiensi dalam bermacam hal termasuk salah satunya untuk menciptakan kota jago atau smart city, PT Lintas Teknologi Indonesia menggelar seminar bertajuk, “Smart Society 5.0 for Indonesia” yang digelar di Ballroom, The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.

Seberapa Siap Insfrastruktur Indonesia Dalam Menjalankan Smart City

Dalam seminar itu, dibahas soal kans penggunaan teknologi dalam rangka menuju era komputerisasi unggul, yang memberikan manfaat dan implikasi positif untuk industri, individu, dan masyarakat.

Di sektor industri, penemuan kreatif menjadi krusial untuk menghadirkan solusi yang optimal dalam menuntaskan bermacam tantangan yang dihadapi masyarakat. Bagi individu, penggunaan konsep Society 5.0 berpengaruh signifikan kepada metode berpikir dan perilaku, baik pada tingkat individu ataupun masyarakat secara keseluruhan.

Manfaatnya bagi Indonesia meliputi peningkatan dan optimalisasi mutu layanan publik, peningkatan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi via transformasi pola kerja dan bisnis. Hal ini pada hasilnya bisa berpengaruh positif pada pendapatan.

Smart City

Konsep Smart City atau Kota Pintar

President Director PT Lintas Teknologi Indonesia Muhamad Paisol, memperkenalkan bahwa seminar tersebut membahas bermacam topik, antara lain berhubungan penemuan kreatif komputerisasi, bisnis berkelanjutan, big data dan AI (Artificial Intelligence) dan peran krusial perusahaan telekomunikasi dalam menyusun peta jalan komputerisasi Indonesia.

“Para peserta kami undang untuk menerima lebih banyak wawasan berharga dan menciptakan masa depan Indonesia yang cerdas secara komputerisasi. Artinya, mereka sanggup memanfaatkan dan menerima profit dari perkembangan teknologi,” ujar Paisol.

Lebih lanjut Paisol menuturkan, gelaran seminar tersebut merupakan salah satu format komitmen Lintas Group sebagai pendukung teknologi ICT, untuk terus menunjang akselerasi transformasi komputerisasi di Indonesia.

“Keinginan kami via seminar ini kolaborasi antar sektor industri, pelaku bisnis, penyedia teknologi dan pemangku kebijakan, bisa melahirkan bermacam penemuan kreatif pengembangan teknologi dan ekosistem ekonomi komputerisasi di tanah air,” sebutnya.

Sementara itu, Dirjen SDPPI, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Ismail, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia memberikan dukungan penuh kepada upaya bermacam pihak untuk membangun infrastruktur komputerisasi lebih merata dan Press Release For Immediate Release menunjang kepemimpinan komputerisasi di Indonesia.

“Indonesia bersepakat penuh untuk mengembangkan pertumbuhan ekosistem komputerisasi via bermacam inisiatif,” ujar Ismail dalam paparannya. Ismail menambahkan bahwa kolaborasi bisa menjadi kunci untuk membangun Society 5.0.

“Dalam kolaborasi ini, pemerintah mesti jago menjadi orkestrator, penyedia layanan telekomunikasi dari sisi infrastruktur juga mesti berjalan dengan sustainable dan terjamin untuk memastikan kesiapan infrastruktur. Di sisi lain, aplikasi dan solusi kreatif dari si kecil bangsa kita juga mesti tumbuh dengan cepat dan tepat untuk menunjang komputerisasi talent yang akan muncul dari generasi muda kita di masa depan,” tegas dia.

Tulisan ini dipublikasikan di Umum dan tag , , . Tandai permalink.